http://www.ThePersecution.org/ Religious Persecution of Ahmadiyya Muslim Community
Recommend UsEmail this PagePersecution News RSS feedeGazetteAlislam.org Blog
Introduction & Updates
<<… Indonesia >>
>> Papers & Analysis
Monthly Newsreports
Media Reports
Press Releases
Facts & Figures
Individual Case Reports
Pakistan and Ahmadis
Critical Analysis/Archives
Persecution - In Pictures
United Nations, HCHR
Amnesty International
H.R.C.P.
US States Department
USSD C.I.R.F
Urdu Section
Feedback/Site Tools
Related Links
Loading


Home Worldwide Indonesia February, 2006 Head of Ahmadiyya …
Head of Ahmadiyya Indonesia: We Want to Live in Peace

Metro TV English Version

Rabu, 08 Februari 2006 [Wednesday 08 February, 2006]

BERITA AKTUAL

KETUA AHMADIYAH INDONESIA: KAMI INGIN HIDUP DAMAI Vdeo Report

Click to play video
(Metro TV)

Metrotvnews.com, Jakarta: Ketua Pengurus Besar Ahmadiyah Indonesia, Abdul Basit, menyatakan bahwa peristiwa penyerangan terhadap perumahan warga Ahmadiyah di Lombok Barat sangat memprihatinkan. “Kita sangat mengecam tindakan anarkis semacam itu. Tampaknya aparat belum mampu menghalangi tindakan-tindakan anarkis yang sewenang-wenang yang dilakukan oleh sebagian warga terhadap warga kita juga yang merupakan penduduk Indonesia juga,” tegasnya kepada Metro TV melalui telepon, Sabtu (4/1).

Basit menyatakan bahwa warga Ahmadiyah juga merupakan warga Indonesia yang mempunyai hak hidup dan hak untuk tinggal. Menurutnya, pihaknya sebenarnya berharap pemerintah dapat melindungi warganya. “Kalau hal ini terjadi bagaimana kita ingin hidup di negara yang dilindungi hukum ini,” tukas Basit.

Basit mengatakan, sebelumnya warga Ahmadiyah di Lombok Barat pernah diusir beberapa kali, bahkan sebagian telah mengalami kejadian itu sampai tiga kali. Di tempat yang baru, jelas Basit, warga Ahmadiyah harus memulai semuanya dari nol lagi. Selama ini, kepala desa setempat dapat menerima kehadiran mereka dengan baik. Karena itu, Basit menduga pelaku penyerangan adalah warga dari luar Lombok Barat.

Lebih jauh, Basit mengatakan bahwa sebelumnya warga Ahmadiyah telah berupaya berdialog dengan warga sekitar agar dapat hidup berdampingan. “Kita ingin hidup damai, kita tidak pernah membuat huru-hara, tidak pernah membuat kerusuhan. Jadi, dari dulu kita ingin hidup damai. Orang yang tidak ingin hidup damai dengan kita itu yang jadi masalahnya,” ucap Basit.

Sementara itu, sekitar 300 personel polisi masih disiagakan di sekitar di Perumahan Bumi Kepang Indah, Lombok Barat, NTB, yang sebelumnya diserang oleh sekitar seribu warga Kecamatan Lingsar, Lombok Barat. Hingga saat ini, 127 jiwa atau sekitar 31 kepala keluarga warga Ahmadiyah masih diungsikan di Asrama Penampungan Transito. Mereka akan dipindahkan ke tempat lain karena warga sekitar tidak menerima mereka.

Sekadar menambahkan, kejadian tersebut merupakan yang ketiga kalinya menimpa warga Ahmadiyah di Lombok. Kejadian pertama terjadi pada 1994 yaitu ketika pemukiman warga Ahmadiyah di Kecamatan Bayan dihancurkan warga. Pada 1999, kejadian terulang di Kecamatan Aikmal, Lombok Timur. Sedangkan, pemukiman di Kecamatan Gegerung mulai dibangun sekitar 2,5 tahun silam.

HEAD OF AHMADIYYA INDONESIA: WE WANT TO LIVE IN PEACE

Metrotvnews.com, Jakarta: Head of National Office Bearers of Jemaat Ahmadiyya Indonesia, Abdul Basit, said that the attacking of Ahmadi houses in West Lombok was very deep concern. “We condemn such anarchist action. It seems that the government did not able to stop anarchist actions conducted by a number of mass arbitrarily to Ahmadis who are citizen of Indonesia,” he said explicitly to Metro TV by phone, Saturday (4/1).

Basit said that Ahmadi members are also Indonesian citizen who have the right to live and stay. He hoped that the government could protect his people. “If this happened how can we live under the protection of such this law state,” he said. Basit said, member of Ahmadis has driven out for several times, some of them evicted three times as well. He explain, in the new land, Ahmadi had to start living from zero. So far, head of the village welcome ahmadi members to live. Therefore, he gues that the attacker are from outside West Lombok.

Furthermore, Basit explain ahmadi members have tried to have dialogue with the people around so that they could live side by side. “We want to live in peace, we never create any harrassment, never doing anarchism. Since the time being, we want to live in peace. The problem is people who don’t want to live in peace with us,” he said.

Meanwhile, about 300 police officers keep guarding around Bumi Ketapang Indah Houses, West Lombok, West Nusa Tenggara province after it was attacked by thousands of mass. Up to now, 127 ahmadi member from 31 ahmadi families take refuge in Asrama Penampungan Transito (Transito dormitory). They will be taken into another place as the people of the village do not accept them.

In addition, it was the third incident happened to Ahmadiyya members in Lombok. In 1994, ahmadi village in Bayan district destroyed by mass. In 1999, the incident happen again in Aikmal district, East Lombok. Whereas, ahmadi houses in Gegerung Village has been built since two and a half year ago.

Source: www.metrotvnews.com/berita.asp?id=10315
Top of page